10+ Puisi Pendidikan Inspirasi Kehidupan

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Selain memberikan banyak pemahaman pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan pola pikir kita. Tanpa ada pendidikan yang baik mustahil tercipta insan manusia yang beradab. Lewat puisi renungan pendidikan ini kami terinspirasi untuk menuliskan dimensi pendidikan dalam balutan kata-kata puisi dibawah ini


1. PUISI PENDIDIKAN NASIONAL

Nasib Pendidikan di Suatu Negeri
Sampai kini aku pun tidak tahu
Apakah titel sarjana yang dibangga-banggakan oleh ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku, dan juga anak-anakku
Tujuh belas tahun sudah segudang uang dicucurkan
Melalui keringat ayah dan ibuku
Ku habiskan semua di meja pendidikan
Namun, aku tetap tidak sanggup memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku
Di ruang gerah lingkungan pendidikan
Namun, tidak memberiku otak brilian maupun keterampilan nan sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil dalam membajak
Dan, menjiplak karya dari negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide mereka bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah cukup berbenah
Sehingga anak cucuku bisa merasai sekolah nan indah kelak
Dan, masa depan nan cerah?


Puisi Hari Pendidikan Nasional
Jika engkau melihat bendera merah putih berkibar di halaman sekolah
Belum tentu di sana ada orang Indonesia
Jika engkau mendengar Pancasila dibacakan berulang kali
Belum tentu semua yang mendengarnya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
Jika engkau melihat pak guru memakai sepeda kumbang
Pasti kau sedang bermimpi bertemu Oemar Bakri
Jika engkau menemukan murid tidak menaruh hormat kepada gurunya
Itu sudah biasa
Jika engkau melihat sekolah-sekolah negeri dan swasta jauh berbeda
Sebab sekarang pendidikan pun telah menjadi ladang bisnis
Jika engkau melihat politisi berjanji akan pendidikan murah dan cerdas
Lihatlah, pendidikan pun didramatisir
Jika engkau melihat dosen-dosen mu tak ada di meja
Yakinlah, mereka sangatlah sibuk, urusan ini dan urusan itu
Jika engkau melihat pelajar tawuran
Terbiasalah, pendidikan kita mengajarkan tentang otot dan tulang
Bukan tentang otak dan sosial emosional
Jika engkau melihat aku mengkritik saja
Percayalah, lebih baik begini
Daripada terus-menerus diam dan dibodohi
Sampai tertidur di bangkumu
Semangat
Sebab hidup tak boleh mati
dikarenakan liur-liur politik
Terus melangkah majukan negeri


Tak Mau Jadi Orang Bodoh
Seorang bocah kecil
Berjalan dengan kaki telanjang
Menapaki jalan berbatu
Terasa sakit menusuk kaki
Aku ini juga manusia
Yang punya jiwa
Sama sepertimu
Yang punya rasa
Sama sepertimu jua
Tetapi, kau tak mempunyai hati
Kau mempunyai mata
Namun, kau tak melihat
Kau mempunyai telinga
Namun, tak mendengar
Bahkan, kau mempunyai segalanya
Namun, tak pernah merasa
Lihat dirimu
Uang yang kau hambur-hamburkan
Lari dari gudang ilmu
Tidakkah kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan, air mata yang membasahi tubuh itu
Aku berbeda dengan kau
Aku tak mempunyai apa yang sekarang ada padamu
Tetapi, aku tak mau jadi orang bodoh sepertimu
Aku ingin mempunyai banyak ilmu
Aku adalah aku
Bukan kau

 

2. PUISI PENDIDIKAN SEKOLAH

Kisah Buku Sekolah
Kau tempatku menabur ilmu
Kau jendela dunia
kau tempatku goreskan jutaan tinta
Namun, kadang kala orang mengabaikanmu
Kau tertumpuk oleh deraian debu
Buku
Kau adalah tempatku berbagi rasa
Meskipun engkau hanya diam membisu
Lembaran demi lembaran telah terisi
Tertancap keindahan ilmu menawan
Terselip kata demi kata
Yang menghiasi hari-harimu
Buku
Kau tempatku goreskan pena
Goresan tinta kini tertancap di ragamu
Jutaan kata telah terlukis di sana
Kau tempatku lukiskan keindahan
Kau tempatku berbagi kesakitan
Buku
Kau yang mengajarkanku arti kehidupan
Tiada pantas hidup ini ku lewati
Tanpa kehadiran engkau di sisiku
Engkau guru yang hanya bisa diam membisu
Namun, kau memberikan jutaan ilmu
Yang tersimpan di setiap lembarannya


Renungan Pahlawan Pendidikan
Jikalau dunia kami yang kosong ini
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada kegelapan dan kehampaan
Tidak tahu apa-apa, Tidak bisa kemana-mana
Tetapi kini dunia kami penuh akan warna
Dengan sejuta ukiran harapan dan cita-cita
Yang dahulu hanyalah sekadar angan
Kini yang terlihat bukan lagi mimpi
Sebab engkau yang mengajarkan, membimbing, dan mendidik kami
Tentang mana warna yang elok
Tentang garis yang mesti dilukiskan
Juga tentang kata yang haruslah dimaknai
Terima kasih guru-guruku
Untuk semua pejuang pendidikan di tanah air
Dengan pendidikanlah kita bisa mereklamasi bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita dapat diubah
Apa-apa yang tak mungkin bisa kau jadikan mungkin
Sekadar ucapan terakhir dari mulutku
Di hari yang berbagagia dan penuh dengan suka cita ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
Wahai pejuang pendidikan di bumi pertiwi, Indonesia

 

3. PUISI PENTINGNYA PENDIDIKAN

Waktu Yang Ku Sesali
Begitu cepat masa berlalu
Tak terasa perjumpaanku sudah berlalu
Begitu cepat , amat menyesal,bahkan sangatlah kecewa
Teringat dalam memoriku yang lalu
Menangis mengingat masa-masa itu
Melukiskan canda tawa dan kebahagiaan bersamamu
Sepanjang waktu berlalu
Mengapa kami baru menaruh perhatian pada guru
Ketika guru telah tiada
Dipanggil oleh Sang Maha Kuasa
Begitu kejamnya kami telah melupakan jasamu
Maafkan anak-anakmu ini guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam di dalam hidupmu
Andaikan, waktu dapat terulang kembali
Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu
Tangisan kami hanyalah untukmu
Tatkala kami tak paham
Engkau yang akan menjelaskan
Tatkala kami membuat kesalahan
Engkau yang menasihati
Dan, tatkala kami mengingatmu
Engkau telah tiada
Jasamu akan kekal bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu terhadap kami
Yang selama ini benar-benar menyulitkanmu
Hanya ucapan maaf dan terima kasih
Kami persembahkan untukmu


Pesan Dari Guru
Dengan amat tertatih-tatih
Ku kayuh sepeda tua itu
Dengan napas terengah-engah
Ku sandarkan di pagar tua
Anakku, aku datang
Tak membawa mobil mewah
Tak membawa rupiah
Tetapi, aku memiliki cinta
Cintaku begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
Tahukah engkau
Aku sangatlah menyayangimu
Ini memanglah daerah terpencil
Tetapi, jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah
Berjuanglah
Kau mesti bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan pondasi kebodohan
Bangkit dari tidurmu
Raihlah mimpi itu
Gapai sebanyak-banyaknya prestasi
Aku hanya orang tua
Yang tak berarti apa-apa
Tetapi, aku memiliki cinta
Cinta untukmu begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu