33+ Kumpulan Pantun Cinta Romantis Kangen

Pengertian pantun – Apa itu pantun? Kita tentu tidak asing dengan pantun. Arti pantun adalah salah satu jenis karya puisi lama dengan 4 baris dan sajak a-b-a-b di akhir larik. Ada banyak pengertian pantun menurut para ahli, meski definisi pantun secara umum sebenarnya kurang lebih sama.
Pantun termasuk dalam bentuk puisi lama. Ada banyak macam-macam pantun seperti pantun nasehat, pantun agama, pantun pendidikan, pantun jenaka, pantun teka-teki dan lain-lain. Apapun jenis-jenis pantun, tetap harus sesuai dengan struktur dan kaidah pantun itu sendiri.
Lantas apa yang dimaksud pantun itu sebenarnya? Kali ini akan dijelaskan pengertian pantun dan artinya secara umum serta menurut pendapat para ahli.

Pengertian Pantun

Berikut adalah beberapa pengertian pantun secara umum, baik arti pantun sesuai KBBI dan Wikipedia ataupun pengertian pantun menurut para ahli sastra dan bahasa.

Arti Pantun Menurut KBBI

Pengertian pantun menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Definisi Pantun Menurut Wikipedia

Menurut Wikipedia Indonesia, definisi pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “petuntun”. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan sedangkan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa.

Pengertian Pantun Menurut Para Ahli

Di bawah ini adalah definisi dan pengertian pantun menurut para ahli sastra dan ahli bahasa beserta penjelasan lengkapnya.

Menurut R.O. Winsted 
Pengertian pantun menurut R.O. Winstead adalah sebuah pantun tidaklah sebatas gubahan suatu kalimat yang mempunyai rima serta irama, namunialah sebuah rangkaian kata yang indah untuk melukiskan suatu kehangatan cinta, kasih sayang, serta rindu dendam penuturnya.

Menurut Sunarti
Arti pantun menurut Sumarti adalah salah satu bentuk puisi lama, memiliki keindahan tersendiri dari segi bahasa, yang salah satu keindahan bahasa dalam pantun ditandai oleh rima a-b-a-b.

Menurut Dr. R. Brandstetter
Menurut Dr. R. Brandstetter, arti pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat dalam berbagai bahasa di Nusantara. Misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun bermakna teratur, dalam bahasa Tagalog, tonton bermakna bercakap sesuai dengan aturan tertentu sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno, atuntun berarti teratur.
Dalam bahasa Toba, pantun berarti kesopanan atau kehormatan, dalam bahasa Melayu, pantun yang artinya quatrain, yaitu sajak berbaris empat, dengan rima a-b-a-b. Sedangkan dalam bahasa Sunda, pantun berarti cerita panjang yang bersanjak dan diiringi musik.

Menurut Surana
Definisi pantun menurut Surana adalah sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, yang berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua disebut dengan sampiran atau bagian objektif. Biasanya berupa sebuah lukisan alam atau hal apa saja yang bisa diambil sebagai suatu kiasan. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi atau bagian dari subjektif.

Menurut Herman J. Waluyo

Menurut pendapat Herman J. Waluyo, pengertian pantun secara umum adalah bentuk puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat.

Menurut Kaswan dan Rita
Pantun merupakan jenis puisi melayu lama yang satu baitnya terdiri atas empat larik dan bersajak a-b-a-b, larik pertama dan kedua berupa sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat berupa isi.
Sampiran tidak berisi maksud karena hanya diambil rima persajaknya. Jadi saat akan membuat pantun, sebaiknya membuat dulu isinya kemudian menyusul sampirannya yang disesuaikan.

Menurut Edi dan Farika
Pantun menurut Edi dan Farika diartikan sebagai bentuk puisi lama yang dikenal luas dalam berbagai bahasa di Nusantara, dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan, sedangkan dalam bahasa Sunda, pantun dikenal sebagai paparikan.

Menurut Hidayat
Definisi pantun menurut Hidayat merupakan salah satu jenis puisi Melayu lama yang secara luas dikenal di negara Indonesia dari dulu sampai sekarang.

Menurut Alisyahbana
Pantun merupakan puisi lama yang sangat dikenal oleh orang dulu atau sangat dikenal pada masyarakat lama. Pantun memiliki ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari empat baris dan setiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.

Ciri-Ciri Pantun

Berikut adalah beberapa ciri-ciri pantun dan penjelasannya meliputi aspek baris/larik, suku kata, sampiran, isi dan rima/sajak.
  • Terdiri dari 4 baris/larik
  • Satu baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata
  • Baris pertama dan kedua pantun adalah sampiran
  • Baris ketiga dan keempat pantun adalah isi
  • Memiliki sajak/rima dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a


Ciri-ciri Syair Pentun :

  • Terdiri berasal dari 4 larik dalam setiap baitnya.
  • Setiap bait memberi tambahan makna sebagai sebuah satu kesatuan.
  • Semua baris dalam syair adalah isi, menjadi dalam syair tidak tersedia sampiran.
  • Mempunyai pola A-A-A.
  • Jumlah suku kata dalam tiap baris syair adalah 8 hingga bersama 12 suku kata.
  • Isi syair berbentuk nasihat, petuah, dongeng ataupun cerita.
  • Kumpulan Pantun lucu dan jenaka dan juga humor ini kita dapatkan berasal dari berbagai referensi di internet. Jika Anda pernah membacanya di buku atau majalah tetapi kebanyakan sering lupa dan menghendaki membacanya lagi sebab punya unsur seni yang tinggi dan tentu saja menghibur.





Contoh PantunTerbaik dan Terbaru




Pantun Kangen Untukmu


Randu bukan sembarang randu,
Randu tumbuh dekat kemumu.
Rindu bukan sembarang rindu,
Rindu lama tak bertemu.

Bambu hijau buat keranda,
Tumbang satu topan melanda.
Kusimpan rindu dalam dada,
Hanya untukmu duhai adinda.

Sangat mungil si rumah dara,
pintu dikunci janganlah lupa.
Semakin kupendam semakin lara,
Kapankah tiba waktu berjumpa.

Jembatan jauh kaki meniti,
Hingga tiba ke Tanjung Meranti.
Cintaku ini cinta sejati,
Rindunyapun tak henti-henti.

Pohon roboh jalan terhalang,
Sekuat tenaga disingkirkan.
Rasa kangen belum hilang,
Pantun ini aku kirimkan.

Bila tiada pohon jati,
Boleh pakai pohon meranti.
Akan selesai masa menanti,
Masa bahagia yang mengganti.



Cinta Asmara Membara Selalu


Langit muram terlihat sendu,
Kelabu pula warna awan.
Semalam terasa rindu,
Kapankah bertemu dengan Tuan.

Rumah besar dalamnya sepi,
Hanya membisik saat bicara.
Rindu membara bagaikan api,
Mengharap kasih entah di mana.

Tanah kusir tumbuh perdu,
Banyak tumbuh bunga mawar.
Kalau hati sudah rindu,
Hanya fotomu jadi penawar.

Tanah sawah sungguh subur,
Banyak pula hasil panennya.
Kapan hati kan terhibur,
Agar hilang rasa merana?

Rumah mewah dari angsana,
Tangan memaku jari terluka.
Kalau jodoh tak kemana,
Hanya itu penawar duka.

Logam perunggu dilelehkan,
Untuk dibuat bahan hiasan.
Hanya seminggu ditinggalkan,
Rasanya sudah satu bulan.


Cinta Kasih Sepanjang Masa


Apakah tanda Tuan Raja,
Di kepala terdapat mahkota.
Apakah aku terlalu memuja,
Rasa rindu penuhi dada.

Kering sudah batang jerami,
Tersinar oleh cahya mentari.
Kalau hanya mengagumi,
Mengapa ada debar di hati?
Manis-manis anak dara,
Pandai pula mengupas pepaya.
Telah menancap panah asmara,
Kutolakpun tiada berdaya.

Masih jauh Pulau Jawa,
Naik perahu dari Campa.
Aku hanya bisa berdoa,
Moga impian terlaksana.

Syair Rindu Pelipur Lara


Mengapa tumbuh rindu,
Berkobar di dalam hatiku,
Sekedar rasa menyukaimu,
Ataukah cinta yang menderu.

Pada syair kuungkapkan,
Rasa kangen tak tertahankan,
Pada pantun kutuliskan,
Kangen jiwa pada pujaan.

Moga esok kita bertemu,
Tuk mengobati rasa rindu,
Meskipun tak tahu kapan waktu,
Rindu ini pasti berlalu.



Pantun Romantis Untuk Kekasih


Ombak berdebur di batu karang,
Laut biru tak juga tenang.
Kanda jemput adik di seberang,
Walau Kanda tak bisa berenang.

Panjang ekor ikan pari,
Pari disimpan dalam peti.
Tak bertemu hanya sehari,
Rasanya seperti hendak mati.

Angin bertiup daun bergetar,
Gerimis datang hujanpun turun.
Walau jumpa hanya sebentar,
Kesan terpahat sepanjang tahun.

Terbang bangau cukup lama,
Menuju selat Karimata.
Jika rindu kusebut nama,
Menetes pula air mata.

Makan tak enak tidur tak lena,
Padahal esok dah hari raya.
Hati di dalam gundah gulana,
Ingin berjumpa apalah daya.

Malam turun terasa senyap,
Sepi mencekam suasana.
Aku bagaikan terpatah sayap,
Hilang kekasih pergi ke mana.

Lari jauh si Belanda,
Takut mereka jika bertemu.
Sesak rasa di dalam dada,
Mencari obat penawar rindu.

Kalah perang bangsa Belanda,
Wajahnya malu buruklah rupa.
Obat luka ini hanya kakanda,
Semoga cepat kita berjumpa.