Kumpulan Contoh Puisi Pendek Tentang Ibu Tersayang Paling Menggugah

Puisi adalah suatu bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang  menggunakan irama, rima, matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.Di dalam puisi juga berisi suatu ungkapan perasaan dan pikiran dari penyair yang menggunakan imajinasinya. Kemudian ia berkonsentrasi untuk menyusun puisi dengan kekuatan bahasa, bai secara fisik maupun batin.
Sebuah puisi biasanya mengutamakan akan bunyi, bentuk serta makna yang terkandung untuk disampaikan. Keindahan pada puisi menjadi kualitas estetika yang begitu indah.
 

Hal-hal membaca puisi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
  • Ketepatan ekspresi/mimik
Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
  • Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
  • Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata-kata.
  • Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
  • Dinamik artinya keras lembut, tinggi rendahnya suara.
  • Intonasi atau lagu suara.
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut:
  1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.
  2. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa, dan sebagainya.
  3. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.


 Di situs pantun-puisi.web.id ini Merupakan kumpulan Berbagai contoh Puisi  dari puisi Baru maupun Puisi lama Berbagai Tema, Kumpulan Naskah Puisi Terbaik , Contoh Puisi Cinta Paling Romantis ,Kumpulan Contoh Puisi Pendek, contoh puisi, contoh puisi sumpah pemuda,contoh puisi balada, contoh puisi kemerdekaan, contoh puisi bebas ,contoh puisi ayah, contoh puisi alam, contoh puisi angkatan 30, contoh puisi agama, contoh puisi ayah dan ibu, contoh puisi aku, contoh puisi angkatan 20, contoh puisi agama islam, contoh puisi berantai, contoh puisi beserta unsur intrinsiknya, contoh puisi bahasa inggris, Koleksi Puisi,contoh puisi baru singkat, contoh puisi bidal, contoh puisi beserta pengarangnya, contoh puisi beserta maknanya, contoh bahasa puisi, contoh puisi b.inggris, contoh puisi b.jawa, contoh puisi b.sunda, contoh puisi b.inggris singkat, contoh puisi b.sunda singkat, contoh puisi b.arab, contoh puisi b.cirebon, contoh puisi cinta tanah air, contoh puisi cinta dalam diam, contoh puisi cinta romantis, contoh puisi cinta pendek, contoh puisi cita cita, contoh puisi cita cita menjadi polisi.,Puisi kontemporer,Puisi Cinta, Puisi Ibu , Puisi Guru, Puisi Pahlawan, Puisi Persahabatan,Puisi Romatis, Puisi Pendidikan,Puisi Bebas , contoh puisi pendek, contoh puisi bebas, contoh puisi ibu, contoh puisi cinta, contoh puisi pendidikan, contoh puisi sahabat, contoh puisi pendek tentang ibu , contoh puisi pendek untuk guru, Contoh Puisi Shabat ,Kumpulan Puisi Pendek Terbaru, Puisi Bebas, Puisi Cinta, Romantis, Sedih, Islami, Menyentuh Hati dll
 
 
 
Contoh Puisinya
 
 
 
Hayatilah puisi-puisi ini, niscaya kamu akan bisa merasakan segala yang dirasakannya.

1. Puisi Ibu yang Menyentuh Hati


Sembilan bulan, anakku tersayang kukandung
Ke mana pun aku pergi, ia selalu kubawa
Meski lelah, aku tidak kan pernah mengeluh
Bayi yang kukandung adalah buah hati kami.
Oh, anakku, kutunggu engkau tiba di bumi
Terlahir dari rahim seorang ibu yang menanti bertahun-tahun.
Ya, anakku, akan memberikan kami kebahagiaan lahir-batin.
Hatiku yang kosong akan penuh kembali.
Meski aku payah bekerja sementara engkau  tumbuh semakin besar
Aku tidak akan pernah menghitung beban di perutku.
Ia, anakku, buah hati kami, adalah matahari yang menerangkan hidup
Ia menjadi bulan yang menerangkan gelap gulita malam.
Jika anakku terlahir, ia akan kutimbang-timbang saban pagi
Di siang aku kutemani tidur, dan di malam akan kuceritakan dongeng.
Tapi aku kan sedih jika anakku tumbuh semakin besar.
Kuharap ia tak kan lupa pada bundanya yang mengandung
dan mencitainya sepenuh hati. Kuharap jika ia sudah besar nanti
ia akan selalu ingat jalan pulang, jalan kerinduan bundanya.

 

 

2. Puisi Ibu yang sudah Meninggal


Bunda, ketika engkau sudah tiada, aku merasa sendiri di dunia ini.
Meski banyak orang yang aku kenal, tapi hatiku tetap merasa kosong.
Ibu, anak lanangmu ini merindukan suaramu.
Engkau adalah perempuan pertama yang kukenal ketika aku melihat dunia.
Engkau adalah perempuan pertama yang mencintaiku segenap jiwa.
Demi waktu, aku merasa rugi tidak bisa membahagiakanmu
Aku belum memberangkatkan engkau ke tanah suci,
Padahal engkau begitu merindukan tanah suci itu.
Oo, ibuku, bundaku, perempuan terkasihku, aku mohon maaf
Jika selama ini telah banyak berbuat dosa kepadamu.
Aku ingin sekali bersimpuh di kakimu,
Aku ingin sekali mencium keningmu,
Aku ingin sekali mengucapkan kata-kata rindu.
Meski kini engkau sudah tiada, tapi aku yakin
Bahwa engkau terus mencintaiku, menyayangiku selamanya.

 

3. Puisi Ibu di Bulan Ramadan


Bulan Ramadan tiba, bundaku.
Aku paling suka bulan Ramadan karena di bulan suci ini
Aku akan menikmati kolak yang enak buatanmu.
Bundaku, jangan pernah marah ya karena aku sering susah dibangunkan.
Aku memang sulit bangun pagi untuk ke sekolah
Apalagi bangun pagi untuk sahur.
Selain hatiku senang karena menjalani ibadah puasa bersamamu,
Tapi tiba-tiba hatiku menjadi pilu.
Ya, meski engkau semangat beribadah, tapi tubuhmu sedang sakit.
Bundaku, kadang jika aku mengingat hal ini, aku pun jadi sedih.
Memang aku pernah melarangmu melakukan ibadah puasa
Karena alasan kesehatan, tapi engkau terus menolak.
Bagimu bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa,
Bulan yang tidak ada di bulan-bulan lain.
Aku sangat malu kepadamu, bunda.
Karena engkau melakukan ibadah puasa dengan total.
Sementara aku sering berbuka puasa di siang hari.
Ya, anak lelakimu ini memang bandel, bunda.
Tapi aku juga ingin meningkatkan puasa Ramadan sebulan penuh.
Karena kebahagiaan menjalani puasa bersamamu
Aku bertekad di bulan Ramadan tahun ini
Akan menjalani puasa sebulan penuh, sepertimu, bundaku.

 

4. Contoh Puisi Ibu Aku Rindu


Ibu, kerinduanku sebesar gunung
Sudah bertahun-tahun aku tak menemuimu.
Rasanya seperti berabad-abad tak berjumpa denganmu.
Maafkan, anakmu ini masih merantau jauh, ke belantara kota.
Bunda, belantara kota tidak ramah seperti di desa.
Di sini aku mengabdi pada waktu dan tenaga.
Hampir tidak ada waktu untuk bersenda gurau
Sebagaimana dulu kita masih hidup satu atap.
Aku rindu suaramu, bunda. Aku rindu belaian tanganmu
Mengusap dahiku yang payah.
Aku rindu masakanmu ibu
Meski sederhana, tapi sudah cukup
Menghilangkan lapar tubuh dan jiwaku.
Bunda, aku tuliskan sajak ini untuk mengenangmu
Untuk mengingatmu di kala aku bosan
Pada ketidakramahan kota.
Bunda, ingin sekali kutemui dirimu
Kubacakan sajak-sajakku untukmu.
Kuharap engkau di desa masih tetap sehat
Dan selalu menunggu anakmu ini.

 

5. Puisi Ibu untuk Anak Merantau


Bunda, aku telah merantau jauh, jauh sekali
Ke dunia yang tidak pernah engkau lihat.
Di sini setiap akhir tahun ada musim dingin.
Ada salju yang turun bagai kapas.
Engkau pasti menyangka itu adalah pohon kapuk
Yang berguguran.
Bundaku tersayang, dari tanah rantau ini akun ingin bercerita
Bagaimana kerinduanku untuk pulang ke tanah leluhur.
Aku rindu rumah, aku rindu masakan ibu,
Aku rindu bermain dengan adik,
Dan mendengar nasihat ayah.
Aku ingin sekali salat di surau
Mendengar gemericik air di sungai.
Mendengar suara anak-anak bermain
Yang menyejukkan hati.
Di negara asing ini, aku merasa sendiri
Meski banyak orang lalu lalang
Tapi aku tetap merasa duniaku tidak di sini.
Bunda, aku ingin sekali membawamu ke sini
Mengenalkan dunia yang belum pernah
Engkau liat seumur hidupmu.
Tapi apa daya, aku di sini harus bertarung
Dengan waktu dan tenaga.
Aku belum bisa membawamu ke tanah rantau ini.
Tapi suatu ketika, aku ingin sekali mengajakmu
Jalan-jalan ke tepi sungai Rheine
Sambil bersantai, menyeruput kopi,
Dan mengenangkan tanah leluhur.

 

 

6. Contoh Puisi untuk Ibu Kartini


Ibu Kartini, engkau adalah pahlawan masa kini
Bagi perempuan Indonesia.
Engkau adalah pejuang yang tidak kenal lelah
Untuk membantu kaummu yang tertindas.
Ibu Kartini, engkau selalu menjunjung harkat
Dan martabat kaum perempuan.
Meski engkau banyak mendapat hambatan
Tapi engkau tidak pernah menyerah.
Engkau didik putri bangsa Indonesia
Agar bisa menjadi mandiri dan terhormat.
Ibu Kartini, ibu bangsa Indonesia
Engkau adalah contoh, juga penyelamat kaum perempuan.
Engkau membuka mata bangsa Indonesia
Bahwa kaum perempuan tidak berbeda dengan lelaki.
Engkau selalu membela kaum perempuan
Yang pada masa itu terjajah, tidak boleh sekolah,
Dan hanya selalu di rumah.
Berkatmu, Kartini, kami kini bisa hidup bebas
Bisa bersekolah setinggi apa pun.
O, jasamu memang tidak pernah bisa
Digantikan oleh apa pun.
Pada Hari Kartini, kami merasa menjadi
Perempuan Seutuhnya.

 

7. Contoh Puisi Ibu Bertema Pendidikan


Bundaku, sekolah pertamaku adalah engkau
Ruang kelas pertamaku adalah rumah
Juga guru pertamaku adalah engkau, Bunda.
Engkau adalah guru tanpa tanda jasa
Engkau adalah guru yang tidak pernah lelah
Dan selalu dengan sabar menuntun anakmu
Menjadi orang baik dan berguna.
Bunda, kelembutan hatiku adalah contoh dari sifat lembut engkau
Keberanian diriku berasal dari engkau.
Ya, semua yang baik-baik pada diriku
Merupakan pendidikan yang kau berikan padaku.
Setiap jejak langkahku adalah jejakmu, Bunda.
Akan selalu kuingat semua nasihatmu
Di mana pun dan kapan pun
Tak ada petuah yang mujarab
Dan doa yang manjur
Kecuali dari kata-kata seorang bunda.
Aku berharap bisa menjadi seorang yang berguna
Bagi orang lain, bagi diriku sendiri,
Dan terutama bagimu, Bunda!

 

8. Puisi Ibu Bertema Pengalaman


Aku akan selalu belajar kepadamu, Bunda.
Belajar apa pun. Karena pengalamanmu
Adalah pengalaman yang tak bisa dijelaskan
Dengan makna dan pengertian.
Pengalamanmu tak terukur jarak tahun cahaya
Karena dengan itu aku selalu takzim kepadamu.
Jadikanlah anakmu ini seorang yang pandai
Dalam memilih dan memilah segala hal.
Jadikanlah anakmu ini seorang piawai
Menentukan arah dan tujuan.
Itulah kenapa engkau adalah pengalaman
Yang terbentang bagai kaki langit
Yang terjuntai, menggapai pagi.
Ya, engkau adalah pagi pertama
Engkau adalah hujan pertama
Engkau adalah seorang bijak
Yang datang untukku, Bunda.

 

9. Puisi Ibu Single Parent


Bundaku, tidak terbayang betapa beratnya kehidupan
Meski ayah sudah lama tak ada, engkau tetap berjuang.
Berjuang melawan nasib dan takdir.
Engkau sekolahkan anak-anakmu hingga lulus.
Engkau bekerja tak kenal lelah.
Itu semua engkau lakukan demi kesejahteraan anakmu.
Meski kadang kulihat engkau kepayahan
Tetapi di depan anak-anakmu engkau begitu tegar.
Bagai pohon tinggi yang diterpa angin kencang
Engkau tetap tegak dan berdiri di atas kakimu.
Bunda, engkau adalah sumber inspirasi kami
Engkau adalah mutiara bagi hari depan kami.
Kadang aku merindukan saat-saat kita semua
Berkumpul bersama ayah di ruang tamu.
Aku merindukan saat-saat kita bercanda
Di akhir pekan yang menyenangkan.
Tapi seperti pesanmu kepadaku
Bahwa kita harus terus berjalan
Jangan pernah patah semangat.
Harus tetap tegas dengan apa pun kondisinya.
Itulah hakikat manusia
Jangan pernah goyah oleh keadaan.
Kita harus bersumpah pada diri kita
Bahwa kehidupan esok kelak lebih baik
Dari kehidupan yang sekarang.
Akan terus kuingat pesanmu itu, Bunda.
Anakmu yang tidak punya pegangan
Akan berlajar bagaimana tidak berpangku tangan.
Terima kasih Bunda atas segala kebaikan
Dan ketulusan cintamu kepadaku.

 

10. Puisi Ibu yang Bikin Hati Menangis


Hatimu terbuat dari ketulusan cinta.
Hati yang terlalu besar bagi kesempitan pikiran manusia.
Ibu, ajarkan aku bagaimana mengelola hati, bersama puisi ini ibu.
Ajarkan aku bagaimana mengelola ego.
Meski engkau dibenci tetangga karena kebaikan engkau
Tetapi engkau tidak pernah menyimpan dendam.
Kebencian tetangga engkau guyur dengan air hujan
Yang dingin sekaligus menyejukkan jiwa.
Ibu, aku ingat nasihat-nasihat kau kepadaku.
Bahwa jiwa harus selalu bersih walau tak terlihat orang lain.
Jiwa harus selalu disucikan dengan ibadah
Jiwa harus selalu diasah agar peka terhadap keadaan
Jika harus selalu dipupuk biar subur.
Meski kebencian, fitnah, dan malapetaka diciptakan orang
Tapi engkau tak pernah berburuk sangka.
Oh, Ibu, panutanku yang paling berjiwa besar
Katakan kepada mereka yang membencimu
Bahwa hidup harus diisi dengan kebaikan
Bahwa hidup harus selalu berguna
Jika tidak kepada orang lain tentu kepada diri sendiri.
Aku tahu meski hati engkau terbelah, atau tercabik-cabik
Tapi engkau tetap teguh pada kesadaran jiwa.
Oh, Ibu, aku sangat menyayangimu.

 

Kesimpulan Puisi Ibu

Puisi-puisi diatas adalah, sebagai contoh puisi untuk kalian yang ingin mencari kumpulan puisi tentang ibu.