Kumpulan Puisi Kecewa Terbaru
Kumpulan puisi kecewa kecewa
memang menyakitkan rasanya. Kecewa tidak jauh beda dengan sedih. Sama
sama bikin nyesek dan galau. Banyak faktor yang bisa menyebabkan
seseorang kecewa baik dari faktor internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam diri kita misalnya patah hati, sakit hati,
dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri kita
seperti orang orang di sekitar kita contohnya kecewa gara gara di
bohongi, kecewa karena di hianati, kecewa karena di duakan dan
sebagainya.
Oke langsung saja ke puisi yang akan kami share di bawah ini yaitu kumpulan puisi kecewa
Puisi kecewa ini kami persembahkan untuk siapa saja yang sedang kecewa.
Puisi kecewa ini kami persembahkan untuk siapa saja yang sedang kecewa.
Maaf jika puisi kecewa di bawah ini yang akan kami share
tidak bagus dan sangat jelek. Saya bungkuk badan minta maaf karena saya
juga sedang belajar menulis puisi dengan
baik dan benar. Saya menulis dan sharing kumpulan puisi kecewa di bawah
ini hanya karena ingin berbagi. Daripada banyak bacot silahkan di baca
puisinya di bawah ini.
KUMPULAN PUISI KECEWA TERBARU 2015!
Hati Berduka
puisi karya: Rayhandi
puisi karya: Rayhandi
Malam sepi di ujung hitam
Merangkul dingin dengan sayap
Menari bersama gelap
Terlelap hingga putih di pucuk mata
Merangkul dingin dengan sayap
Menari bersama gelap
Terlelap hingga putih di pucuk mata
Dapat kurasakan kecewa tersangkut
Memecah asa hingga suara hilang
Menumpahkan airmata
Mengoyak isi hati hingga biru
Memecah asa hingga suara hilang
Menumpahkan airmata
Mengoyak isi hati hingga biru
Pada retak kurasa hancur
Merah luruh di akar dada
Hingga nyeri membengkak mata
Rasa sakit menghamba pada langit
Merah luruh di akar dada
Hingga nyeri membengkak mata
Rasa sakit menghamba pada langit
Pada duka mendera
Kuikat luka di sudut mata
Memancarkan senyum topeng durjana
Tersenyum luka membara hati
Kuikat luka di sudut mata
Memancarkan senyum topeng durjana
Tersenyum luka membara hati
Hatiku ngilu tertancap belati
Darahnya kering di cumbu hari
Dukanya sekarat meruah rindu
Pada duka dan kecewa kutanya inikah hidup?
Darahnya kering di cumbu hari
Dukanya sekarat meruah rindu
Pada duka dan kecewa kutanya inikah hidup?
Hingga waktu tiada
Puisi karya: Rayhandi
Puisi karya: Rayhandi
Hingga waktu kita tiada
Kita masih menjadi bayang
Yang enggan pergi meski untuk kembali
Kita berkutat pada jemari yang perlahan beku
Kita masih menjadi bayang
Yang enggan pergi meski untuk kembali
Kita berkutat pada jemari yang perlahan beku
Aku belum lelap terlupa
Ketika kau menjadi bayang ranting
Ketika rembulan menyinar di sudut sepi
Bisa kulihat dengan mata
Kau enggan untuk kembali
Ketika kau menjadi bayang ranting
Ketika rembulan menyinar di sudut sepi
Bisa kulihat dengan mata
Kau enggan untuk kembali
Kita jauh merauh
Kita terpaut harta dan kaya
Menggenggam jemari meraba waktu
Mungkin bahkan nyawa di renggut uzur
Kita terpaut harta dan kaya
Menggenggam jemari meraba waktu
Mungkin bahkan nyawa di renggut uzur
Aku ingin menjadi cinta
Yang selalu merapat ke dahan hatimu
Memijit rasa hingga bibir pucat berdarah
Kusematkan cintaku untuk selingkar hati
Yang selalu merapat ke dahan hatimu
Memijit rasa hingga bibir pucat berdarah
Kusematkan cintaku untuk selingkar hati
Ada dalam jemari dinginmu
Ku meraba kulit hingga koyak
Melayang bersama doa yang takpernah sampai
Mencari jalan kembali
Ku meraba kulit hingga koyak
Melayang bersama doa yang takpernah sampai
Mencari jalan kembali
Sekarat hidup di hatimu
Cerita yang sudah usai
Meratap hati yang sekarat
Bertanya apa itu cinta
Cerita yang sudah usai
Meratap hati yang sekarat
Bertanya apa itu cinta
Menyesal
Puisi karya: Rayhandi
Puisi karya: Rayhandi
Tercubit rasa di gudang hati
Melenggang keluar
Di bawa angin malam
Melayang di ujung rasa
Melenggang keluar
Di bawa angin malam
Melayang di ujung rasa
Terasa sesal yang mencekik
Hingga hujan sampai ke beranda hati
Mengiba pada riuh yang bisu
Memecahkan gendang telinga
Hingga hujan sampai ke beranda hati
Mengiba pada riuh yang bisu
Memecahkan gendang telinga
Hati sesakit ini terasa
Meramu rasa hingga pahit terasa manis
Kecewa terasa
Menikam ujung hati dengan nurani
Meramu rasa hingga pahit terasa manis
Kecewa terasa
Menikam ujung hati dengan nurani
Ini rasanya menyesal
Beringgas memangsa rasa
Hingga hati ikut terasa
Tertawa hingga puas.
Beringgas memangsa rasa
Hingga hati ikut terasa
Tertawa hingga puas.
Hujan duka
Puisi karya: Rayhandi
Puisi karya: Rayhandi
Hujan turun menyanyi
Mengiringi nafas yang menjasad
Berlarut dengan airmata sedih
Yang tidak akan kering
Mengiringi nafas yang menjasad
Berlarut dengan airmata sedih
Yang tidak akan kering
Tuhan teramat sangat tahu
Aku yang berlinang duka
Kadang mengelus dada
Berpikir kapan ini berakhir
Aku yang berlinang duka
Kadang mengelus dada
Berpikir kapan ini berakhir
Airmata menjadi cumbu dingin
Mengigil mati hingga beku memutih
Memijat dahaga habis terlelap
Menangis kering mata menyendu
Mengigil mati hingga beku memutih
Memijat dahaga habis terlelap
Menangis kering mata menyendu
Hujan turun ke tanah
Melarutkan jemari yang kian menaut
Memisahkan pucuk cinta dengan cinta
Melukiskan aksara hitam
Melarutkan jemari yang kian menaut
Memisahkan pucuk cinta dengan cinta
Melukiskan aksara hitam
Menangis hancur di telan duka
Memeluk lutut dengan airmata
Teredam pilu menyesak dada
Airmata jatuh tumpah ke lembar tabah
Memeluk lutut dengan airmata
Teredam pilu menyesak dada
Airmata jatuh tumpah ke lembar tabah
Di sini sekarang kuberada
Tempat cahaya menyilau mata
Mengurung sedih yang kian beranak
Mentasbihkan dengan rintik hujan
Turun membasah kuyup.
Tempat cahaya menyilau mata
Mengurung sedih yang kian beranak
Mentasbihkan dengan rintik hujan
Turun membasah kuyup.
Akhir cerita
Puisi karya: Rayhandi
Puisi karya: Rayhandi
Ini akhir cerita
Sungguh aku ingin jadi ada
Bersunting di sampingmu
Mengikatmu dengan sepotong rasa
Sungguh aku ingin jadi ada
Bersunting di sampingmu
Mengikatmu dengan sepotong rasa
cerita kita berakhir di sini
Di ujung kertas takdir kita berakhir
Hanya sebaris kata
Kita menangis darah hitam
Di ujung kertas takdir kita berakhir
Hanya sebaris kata
Kita menangis darah hitam
Akhir dan awal
Semuanya terasa sama
Hanya awal indah terasa
Hingga akhir menyiksa batin
Semuanya terasa sama
Hanya awal indah terasa
Hingga akhir menyiksa batin
Cerita indah itu tamat sudah
Sedikit kenangan habis dimakan rayap
Menyerap cerita hingga semua hilang
Hanya tinggal sebaris kata "tamat"
Sedikit kenangan habis dimakan rayap
Menyerap cerita hingga semua hilang
Hanya tinggal sebaris kata "tamat"
Ini akhir sepiku
Meraung bisu hingga suara putus
Cerita itu sudah mati di pucuk senja
Mengakhirkan kebersamaan
Melingkarkan penutup cerita
Hingga ajal memakan umur.
Meraung bisu hingga suara putus
Cerita itu sudah mati di pucuk senja
Mengakhirkan kebersamaan
Melingkarkan penutup cerita
Hingga ajal memakan umur.
Bagaimana sobat kumpulan puisi kecewa nya?
Semoga puisi kecewa di atas bisa membantu anda mengobati kekecewaan
yang sedang anda rasakan dan puisi kecewa di atas semoga berguna. Terima
kasih sobat sobat setia pembaca blog ini yang sudah sedia membaca
kumpulan puisi kecewa.
Belum ada Komentar untuk "Kumpulan Puisi Kecewa Terbaru"